Senin, 10 Mei 2010

Pemahaman nyeleneh dari ulil Abshar Abdallah

Pemahaman nyeleneh dari ulil Abshar Abdallah
Sejumlah Refleksi Tentang Kehidupan Sosial-Keagamaan Kita Saat ini
Oleh Ulil Abshar Abdalla
Secara harafiah, khalaf berarti era kontemporer, atau periode belakangan yang datang setelah periode terdahulu, periode “salaf”. Khalafisme adalah cara pandang keagamaan yang menghendaki agar pemahaman keagamaan terus tumbuh seturut dengan perkembangan peradaban manusia. Kata kunci pokok dalam khalafisme bukanlah “kembali kepada Quran dan sunnah”, tetapi memahami kedua sumber itu berdasarkan tuntutan zaman yang terus berubah. Khalafisme tidak menolak Quran dan sunnah sebagai sumber otoritatif, tetapi memahaminya secara kontekstual.
Syarh : pemahaman ini sangat bertolak belakang dengan pengertian yang telah dijelaskan oleh Allah dalam surat at-Taubah :
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (100)
Dan orang yang pertama kali masuk islam diantara orang muhajir dan anshor serta orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho terhadap mereka dan mereka pun ridho kepada-Nya. Disediakan bagi mereka syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Mereka kekal selamanya itulah balasan yang besar. At-taubah ayat 100.
Dalam ayat ini terdapat “dan orang-orang yang mengikuti para kaum muhajirin dan anshor”, walaupun dalam kenyataannya tafsir tersebut ialah orang-orang tabi’in namun bila ditarik kemasa kholafisme maka bila ada sekelompok bahkan seorang yang mengikuti sunnah-sunnah mereka kelak akan mendapatkan kebaik didunia maupun diakhirat, mereka yang disebut dengan salafisme yang telah mengikuti pendahulu mereka selama berpegang tegung dengan pemahan para salafu shalih. Bukan berpegang dengan faham yang nyeleneh sesuai ungkapan diatas.
Hal ini dapat kami buktikan dalam sabda Rasulullah SAW, mengenai wasiat beliau :
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Aku wasiatkan kepadamu agar bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat kepada (pemimpin yang menjalankan islam) walaupun ia seorang hamba sahaya dari habasyiyah, kemudian barang siapa diantara kalian yang hidup sesudah kematianku maka kalian akan mendapatkan banyak sekali perbedaan, maka berpegang teguhlah kalian pada sunnahku dan sunnah para kholifah yang terpimpin, pegang teguhlah sunnah tersebut dan gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham, jaulilah oleh kalian sesuatu yang baru karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap yang bid’ah adalah sesat.
Penjelasan ini sangatlah gamlang bahwa sesudah tiadanya Rasulullah maka perbedaan dalam memahami dien ini akan beraneka ragam maka dari keaneragaman yang masih selamat ialah yang masih sesuai dengan al-quran dan sunnah bila menyelisihi maka nati akan mendapatkan siksaan diakhirat.wallahu a’lam
Dalam hal ini ibnu katsir berkata
أهل السنة فإنهم يترضون عمن رضي الله عنه، ويسبون من سبه الله ورسوله، ويوالون من يوالي الله، وهم متبعون لا مبتدعون، ويقتدون ولا يبتدون ولهذا هم حزب الله المفلحون وعباده المؤمنون.
Ahlusunnah ridho terhadap keridhoaan Allah, mencaci / menghina apa saja yang telah dihinakan Allah dan Rasul-Nya, berwali kepada siapa saja yang berwali pada Allah, mereka adalah orang yang mengikuti sunnah bukan orang yang mebikin perkara yang baru (bid’ah), mereka hanya meneruskan bukan memulai yang baru, untuk ini mereka disebut golongan Allah yang beruntung dan menjadi Hamba-Nya yang mu’min. lihat tafsirnya dalam surat at-Taubah ayat 100.
Berkebalikan dari diagnosis sejumlah sarjana modern selama ini, daya tahan agama dalam masyarakat modern ternyata jauh lebih kuat dan kenyal ketimbang yang disangkakan sejauh ini. Tesis sekularisasi yang selama ini kita kenal, yakni, bahwa makin modernisasi berkembang jauh dalam suatu masyarakat, agama akan makin tersingkir jauh dari lanskap kehidupan sosial, pelan-pelan dibuktikan salah oleh perkembangan sosial akhir-akhir ini. Alih-alih agama tersingkir dari gelanggang kehidupan umum, ia justru bangkit kembali dan menampakkan vitalitas yang jauh lebih kuat akhir-akhir ini. Di hampir seluruh sudut dunia saat ini, kita menyaksikan kembalinya agama, entah dalam bentuknya yang tradisional sebagai sebuah spiritualitas yang terlembaga, atau dalam bentuknya yang baru sama sekali, yakni spiritualitas yang tak terlembaga. Entah dalam bentuknya yang bersifat khusus, yaitu agama sebagai sebuah tindakan “belonging” (yakni, menjadi anggota dalam komunitas tertentu), atau yang bersifat umum, yaitu agama sebagai sebagai tindakan “believing” (yakni, iman yang tanpa disertai dengan keanggotaan dalam komunitas tertentu), agama telah mununjukkan daya hidupnya kembali dan hadir secara persisten dalam masyarakat yang sudah mengalami proses modernisasi begitu jauh.
Syarh : justru semakin jauhnya pemeluk dienul islam dari pemahamanya yang benar menunjukkan akan dekatnya kiamat, bukan kebanggan tersendiri yang harus diacungi jempol. Diantara tanda itu telah muncul berbagai aliran yang mengaku dirinya islam namun Allah malah menyebut mereka sebagai seorang pengaku bukan muslim yaitu kafir (ini secara kasar), baiklah mari kita cermati ayat Allah dalam surat an-nisa’ ayat 60 :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آَمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا (60)
Apakah kalian tidak memperhatikan tentang orang-orang yang mengaku-ngaku mereka telah beriman terhadap apa yang telah diturunkan kepadamu (Muhammad) dan beriman kepada kitab-kitab sebelummu, mereka menginginkan untuk berhukum kepada Thoghut padalah mereka diperintahkan untuk mengkufuri thoghut itu. Dan syetan menginginkan untuk menyesatkan mereka kesesatan yang sangat jauh.
Thoghut adalah hokum selain hokum Allah, atau syeitan.
Maka, bila kita cermati pemikiran ulil ini sangat jauh daripemahaman yang benar karena sudah menyelisihi dari kitabullah (al-Quran) dan sunnah Nabawiyah.
Ayat ini seolah-olah menggambarkan bagaimana pemahaman mereka yang mengaku telah mengimanai ayat Allah padahal bila kita cermati dalam berbagai tulisan mereka malah melecehkan ajaran Allah yang telah diturunkan kepada nabi-Nya Muhammad SAW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebaik-baik Orang Adalah Yang Banyak Amal Sholehnya Lagi Bertaqwa

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. At-Taubah 71

Ucapkan Bismillah

web Islami

Urwah al-Wutsqo

Urwah al-Wutsqo
Tali Allah yang harus ditinggikan dimuka bumi serta menjadikan kalimat orang kafir menjadi rendah.